Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Peraturan OJK nomor 51 tahun 2017. Isinya tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan. Kewajiban yang harus dipatuhi oleh perusahaan-perusahaan di dalamnya termasuk menyampaikan Laporan Berkelanjutan . Isinya harus mencakup bagaimana penerapan keuangan berkelanjutan dipraktekkan di dalam perusahaan, apa strategi dan tantangan ke depan, dan apa targetnya.
Definisi & Contoh Penerapan Keuangan Berkelanjutan
Laporan Keberlanjutan merupakan laporan kepada publik tentang kinerja keberlanjutan yang terdiri dari tiga pilar yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Laporan Keberlanjutan dianggap pula sebagai akuntabilitas dan transparansi Emiten dan Perusahaan Publik atas dampak operasinya terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial.
Di bawah ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan yang ingin menyampaikan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) secara baik. Acuan dari hal-hal ini dapat dilihat pada Lampiran kedua POJK 51 tahun 2017.
Contoh-contoh yang dikemukakan di sini berasal dari 2 (dua) sumber. Pertama adalah rancangan peraturan OJK untuk menggantikan SEOJK nomor 30 tahun 2016 tentang Laporan Tahunan supaya mencakup pula isi yang diiwajibkan dalam POJK nomor 51/2017. Kedua adalah dari berbagai perusahaan yang telah menyampaikan laporan keberlanjutan.
Bagian 1: Penjelasan Strategi Berkelanjutan
Bagian ini berisi penjelasan ringkas mengenai strategi keberlanjutan perusahaan.
Contoh dari OJK: “Perusahaan melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan dengan berorientasi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).”
Laporan 2019 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) menyatakan strateginya sebagai berikut: “PT SMI terus berkontribusi dan berpartisipasi aktif dalam upaya pencapaian Sustainable Development Goals
(SDGs) melalui pemberian berbagai jenis dukungan bagi pembangunan infrastruktur di sektor energi terbarukan, air bersih, transportasi massal serta sarana dan prasarana dasar lainnya, dengan mempertimbangkan manfaat dan risiko sosial dan lingkungan.”
Bagian 2: Ikhtisar Kinerja Aspek Keberlanjutan
Sebagian besar isi dari bagian ini adalah berbentuk tabel dan grafik yang menunjukkan kinerja-kinerja yang paling utama dari aspek keberlanjutan perusahaan. Perusahaan sendiri yang memilih untuk menonjolkan aspek-aspek tertentu di samping hal-hal wajib yang telah diarahkan OJK.
Bagian 3: Profil Singkat Perusahaan
Profil singkat perusahaan berisi semua informasi yang perlu diketahui oleh para pemangku kepentingan pembaca laporan ini. Termasuk di dalamnya visi, misi serta nilai keberlanjutan. Visi belum tentu mengandung nilai keberlanjutan, dan karenanya perusahaan perlu memiliki nilai keberlanjutan yang baru.
Akan tetapi beberapa perusahaan sudah memiliki visi yang sekaligus visi keberlanjutan. Sebut saja PT Indo Tambangraya Megah Tbk yang adalah emiten tambang batubara. Visinya adalah menyediakan produk energi dan jasa yang berkualitas dan terjangkau secara berkelanjutan.
Dalam bagian ini juga dijelaskan bidang usaha yang digeluti, produk dan jasa, skala usaha dari sisi aset dan jumlah karyawan, serta wilayah operasional. Di dalam bagian ini juga bisa disampaikan apabila perusahaan merupakan anggota asosiasi tertentu.
Bagian 4: Penjelasan Direksi
Direksi adalah bagian penting untuk memastikan prinsip-prinsip Keuangan Keberlanjutan diterapkan di dalam perusahaan. Oleh sebab itu pandangannya terhadap situasi, isu terkait penerapan, serta pencapaian kinerja perusahaan dalam Keuangan Berkelanjutan sangat penting.
Direksi juga perlu menyampaikan komitmen di dalam penerapan Keuangan Berkelanjutan. PT Indo Tambangraya Megah Tbk menyatakan komitmen tersebut dalam kata-kata ini: “Kami telah memasuki budaya organisasi yang baru, kami akan melangkah menuju era digitalisasi, dan kami akan terus menjalin hubungan yang harmonis dengan pemangku kepentingan.”
Bagian 5: Tata Kelola Berkelanjutan
Untuk mencapai penerapan Keuangan Berkelanjutan yang optimal maka perlu ditunjuk penanggungjawab yang kompeten, pengembangan kompetensi yang tepat, pembentukan prosedur yang sesuai. Ini semua disampaikan dalam bagian tata kelola berkelanjutan.
Bagian ini juga mengidentifikasi siapa pemangku kepentingan perusahaan dan dalam hal apa mereka memiliki kepentingan dalam perusahaan. Lebih jauh bagian ini harus menerangkan bagaimana pendekatan perusahaan terhadap masing-masing pemangku kepentingan ini dan permasalahan apa yang dihadapi perusahaan bersama para pemangku kepentingannya dalam penerapan Keuangan Berkelanjutan.
OJK memberi contoh tentang hal ini sebagai berikut: “Perusahaan mempunyai forum komunikasi multi-pemangku kepentingan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, serta evaluasi
program terkait praktik Keberlanjutan agar dapat memberikan dampak positif bagi pemangku kepentingan.”
Bagian 6: Kinerja Keberlanjutan
Di dalam bagian inilah semua kinerja Keuangan Keberlanjutan yang telah dicapai perusahaan disampaikan. Cara menyampaikannya adalah dengan membandingkan target dan pencapaian, juga perbandingan secara historis.
Apa saja aspek kinerja Keuangan Keberlanjutan yang perlu dimasukkan di dalamnya? Kinerja sosial termasuk di dalamnya ketenagakerjaan, dan masyarakat. Sementara kinerja terkait lingkungan hidup mencakup biaya lingkungan hidup yang dikeluarkan dan wilayah yang terpapar. Di dalamnya tercakup bagaimana perusahaan menjaga keanekaragaman hayati, mengurangi emisi dan limbah.
Bisa saja kinerja yang dicapai perusahaan tahun ini tidak sesuai dengan target yang diharapkan. Bila demikian diharapkan laporan ini dapat menyampaikan isu dan tantangan yang dihadapi, serta apa solusi strategisnya. Perusahaan juga diharapkanterbuka untuk menyampaikan ada tidaknya pengaduan lingkungan hidup yang terkait dengan Perusahaan.
Pada bagian ini juga disampaikan produk dan jasa perusahaan yang sudah sesuai kriteria keberlanjutan dan kontribusinya terhadap total produk dan jasa yang ada.
Setelah mengetahui definisi dan contoh keuangan berkelanjutan, maka tidak ada alasan lagi untuk tidak membuat laporan berkelanjutan. Percayakan sustainability report perusahaan Anda kepada Sooca Design yang ahli dan handal dalam pembuatan sustainability report maupun sustainability report BPR dan pedoman GCG perusahaan.